Sajak M. Badri
Kopi
Dini Hari
Aku ingin mengaduk rempah
Yang bersari di tubuhmu
Hingga serpihan gula
Menghapus jejak malam
Di cangkir kaca
Aku ingin menjadi semut
Yang merayap dipelukmu
Mencecap manisnya rasa rindu
Dan hangatnya seteguk cinta
Menjelang pagi tiba
Rasa pahit dilidah
Dan sisa asam di mulut
Seketika larut
Ketika bibir dan cangkir
Salaing berpagut
Hingga endapan rempah
luruh dalam lelah
usai membiakkan kata
dengan peribahas
paling purba
Setelah
dianalisis terdapat tiga gaya bahasa didalam sajak karangang M. Badri yang
berjudul Kopi Dini Hari. Dua majas yang terdapat dalam sajak tersebut yakni
majas personifikasi dan majas hiperbola. Dalam sajak ini majas personifikasi
terdapat empat contoh dan majas hiperbola hanya terdapat satu contoh.
1.
Majas personifikasi
Majas
personifikasi adalah majas perbandingan
yang menuliskan benda-benda mati menjadi seolah-olah hidup, dapat berbuat, atau
bergerak.
Contoh :
a. Yang
bersari ditubuhmu
Pada kata bersari itu
tidak sesuai pada sebuah tubuh. Karena kata bersari itu cocoknya digunakan
untuk tumbuhan.
b. Yang
merayap di pelukmu
Pada kata merayap itu
tidak sesuai digunakan untuk sebuah pelukan. Karena merayap itu cocoknya
digunakan untuk hewan seperti cicak.
c. Ketika
bibir dan cangkir saling berpagut
Pada kata bibir dan
cangkir itu tidak sesuai digunakan untuk berpagut. Karena yang berpagut itu
hanya dilakukan oleh makhluk hidup saja.
d. Usai
membiakakkan kata
Pada kata membiakkan itu
tidak sesuai digunakan untuk kata. Karena pembiakkan itu biasanya cocok
digunakan untuk hewan
2.
Majas
Hiperbola
Hiperbola
adalah majas yang
menyatakan sesuatu dengan berlebih-lebihan.
Contoh :
a. Hangatnya seteguk cinta
Pada
kata hangatnya seteguk cinta terdapat kata yang menyatakan sesuatu yang
berlebih – lebihan.